WELCOME

Terimakasih Telah Mengunjungi Blog Saya

Senin, 27 Juni 2011

SISTEM SYARAF UNGGAS

Sistem syaraf pada unggas merupakan satu kesatuan yang dapat mengontrol semua fungsi pada tubuh. Rangsangan syaraf akan disampaikan melalui sistem syaraf yang terdiri dari sel-sel syaraf  ke beberapa pusat syaraf, yang terdapat pada otak, sumsum tulang dan ganglia (terdapat pada tubuh). Sistem syaraf dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistem syaraf otak atau somatik yang bertanggung jawab terhadap gerakan tubuh pada kondisi sadar dan  sistem syaraf  otonom yang bertanggung jawab dalam koordinasi gerak dibawah sadar seperti pada gerakan alat pencernaan, pembuluh darah dan kelenjar hormon (Nesheim et al., 1979).
Ayam mempunyai korteks serebral atau neokorteks kecil (pada hewan yang berintelegensia tinggi berkembang baik). Hipothalamus berfungsi mengatur kebutuhan pakan dan air, sekresi pituatari anterior, agresivitas dan tingkah laku sosial (Akoso, 1993).

Sistem Indera
a.     Penglihatan
Syaraf penglihatan pada otak  berkembang baik (lobus opticus), sehingga mempunyai ketajaman penglihatan (Akoso, 1993).
 Penglihatan menggunakan mata, yang menempati sebagian besar pada bagian kepalanya, porsi ini lebih besar dibanding mamalia. Penglihatan hanya dapat merasakan bentuk permukaan dan ukuran, juga tidak dapat membedakan warna dengan baik.  Penglihatan  hanya  berdasarkan  pengenalan  bentuk pada
ukuran bentuk besar dan bukan pengenalan luas secara keseluruhan (Nesheim et al., 1979).

b.      Pendengaran
Menurut Nesheim et al. (1979) alat pendengaran pada unggas telah berkembang dengan baik. Hubungan komunikasi yang digunakan dalam pembicaraan diantara ayam betina dengan anaknya ada beberapa bentuk komunikasi dengan menggunakan signyal-signyal suara, seperti cara memanggil anak ayam untuk menarik induknya.
Menurut Akoso (1993) telinga ayam secara anatomi lebih menyerupai telinga hewan jenis reptil, tetapi berkembang baik walaupun tidak sebaik mamalia.

c.     Penciuman
Indera penciuman unggas tidak berkembang baik. Unggas mempunyai susunan anatomi syarat yang berhubungan dengan penciuman, tetapi tanggap terhadap bau sulit untuk diketahui secara jelas. Rasa dan aroma merupakan faktor penting bagi ayam dalam mengenal macam pakan, walaupun demikian ayam mampu untuk membedakannya (Akoso, 1993).

 Tingkah Laku Sosial
Ayam yang dipelihara pada kandang secara bergerombol (flocks) dengan jelas terdapat perbedaan hubungan sosial diantaranya. Beberapa penelitian menunjukkan karakteristik tingkah laku dari ayam tersebut. Salah satu tingkah laku sosial tersebut adalah peck order atau tingkatan sosial dalam kelompok ayam yang sejenis dimana yang kuat mendominir yang lemah (Nesheim et al., 1979).
 Peck order terlihat dengan tampaknya sebagian kecil dari ayam yang bergerombol menyendiri pada sisi kandang. Jika terjadi persaingan diantara kelompok ayam, maka ayam yang memiliki tingkatan sosial lebih rendah akan menghindar dari ayam yang mempunyai tingkatan sosial lebih tinggi, sehingga terjadi pengelompokan ayam antara tingkatan sosial pemenang dan yang kalah. Begitu juga pada ayam jantan yang ditempatkan pada komunitas yang baru, jika tidak bisa memenangkan persaingan sosial di dalamnya, ayam itu bisa mengalami kematian (Nesheim et al., 1979). Pada tingkah laku pakan, ayam yang mempunyai tingkatan sosial lebih tinggi akan  mempunyai kesempatan lebih dahulu menikmati pakan dibanding dengan yang tingkatan sosial lebih rendah. Ayam jantan akan lebih banyak mengkonsumsi pakan dibanding dengan ayam betina, karena tingkatan sosialnya lebih tinggi dibanding betina (Nuhriawangsa, 1994).