WELCOME

Terimakasih Telah Mengunjungi Blog Saya

Senin, 27 Juni 2011

SISTEM ENDOKRIN

Sistem endokrin pada unggas merupakan sistem regulasi yang kerjanya dirangsang oleh sistem syaraf untuk mengontrol kegiatan pada tubuh unggas. Sistem kerja syaraf dipengaruhi oleh rangsangan elektrik dan sistem endokrin dipengaruhi oleh perangsang kemis yang disirkulasikan aliran darah ke pusat-pusat kelenjar endokrin (North, 1978). 

Sistem Kerja Hormon pada Unggas
Kelenjar endokrin merupakan organ spesifik yang menghasilkan suatu produk kimia disebut hormon. Hormon tersusun dari beberapa substansi kimia seperti protein,  steroid dan substansi lain akan dilepas ke dalam aliran darah dan ditransportasikan  untuk meningkatkan, menurunkan atau memberikan efek metabolik terhadap fungsi organ (North, 1978).
Pusat rangsangan syaraf yang mempengaruhi kerja hormon pada unggas terdapat pada hipothalamus. Rangsangan syaraf dari luar akan ditransformasikan menuju hipothalamus sehingga hipothalamus akan mensekresikan hormon- releasing factor (HRS). HRS yang dihasilkan hipothalamus akan mengatur regulasi hormon yang dihasilkan oleh pituitari pars anterior/PPA (anterior pars pituitary). PPA memproduksi hormon yang sifatnya dapat mengatur kerja dari beberapa kelenjar endokrin. Beberapa hormon yang disekresikan PPA  antara lain Thyroid-stimulating hormone (TSH), Adrenocorticotrophic hormone (ACTH), dan dua dua jenis Gonadotrophic hormone (GTH) yang masing-masing berefek pada aktivitas kelenjar tiroid, kelenjar adrenal dan kelenjar kelamin dan juga menghasilkan Growth hormone (GH) yang mengatur pertumbuhan tubuh unggas. Beberapa kelenjar tersebut akan terangsang untuk menghasilkan hormon tertentu yang mempunyai fungsi tertentu (Nesheim et al., 1979).

 Fungsi Beberapa Hormon
           Hormon tiroid mempengaruhi tingkat metabolisme, pertumbuhan bulu dan pewarnaan bulu, hormon produk sekresi dari kelenjar adrenal mempengaruhi metabolisme mineral dan karbohidrat serta mengurangi stres, hipotiroid mempunyai karateritik terhadap pertumbuhan bulu lambat dan kemunduran aktivitas reproduksi. Hormon pada saluran gastrointestinal dapat mengatur pengeluaran cairan pada proventrikulus dan pankreas, mengatur kontraksi limpha dan perpindahan pakan unggas karena kontraksi pada saluran digesti. Insulin dan glucagon yang dihasilkan oleh Langerhans dan sel Beta pada pankreas mengatur metabolisme karbohidrat. Kelenjar parathiroid dan ultimobranchial body mensekresikan hormon yang mengatur deposisi kalsium pada tulang dan kerabang telur. Hormon yang dihasilkan oleh pituitari pars posterior PPP (pars posterior pituitary) mengatur regulasi tekanan darah dan keseimbangan air pada ayam petelur  (Nesheim et al., 1979).

Kelenjar
                   Hormon
                        Fungsi
Testis
 
 
Ovarium
 
 
 
 
 
 
PPA
 
 
 
 
 
PPP
 
Tiroid
 
Paratiroid
 
Adrenal
 
 
Langerhans
 
Androgen
 
 
Estrogen
 
 
 
Progesteron
 
Androgen
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
LH (Luteinizing Hormone)
LTH (Luteotropic Hormone)/Prolaktin
TH (Thyrotropic Hormone)
ATH (Adrenotropic Hormone)
GPH (Growth Promoting Hormone)
Oksitosin/Pitosin
Vasopresin/Pitesin
Tiroksin
 
Parathormon
 
Adrenalin
 
Cortin
Insulin
Perkembangan karakter sekunder.
Produksi sperma (spermatogenesis).
Tingkah laku reproduksi.
Perkembangan karakter sekunder.
Pigmentasi bulu.
Perkembangan oviduk.
Mengatur keseimbangan PPA.
Pengaturan oviduk bersama estrogen pada gerak peristaltik dan sekresi.
Pertumbuhan comb.
Stimulasi perkembangan folikel (calon telur) dalam ovarium
Proses ovulasi.
Proses mengeram.
Stimulasi glandula tiroid.
Stimulasi glandula adrenal.
Stimulasi proses pertumbuhan bulu.
Pengaturan proses peneluran.
Kontraksi saluran darah.
Metabolisme sel.
Proses pertumbuhan bulu.
Peningkatan Ca darah (untuk kerabang).
Vasokontraktor (menaikkan tekanan darah dan stimulir kegiatan jantung).
Fasilator konversi protein menjadi KH.
Metabolisme KH (pengeluaran energi dan cadangan energi).