WELCOME

Terimakasih Telah Mengunjungi Blog Saya

Minggu, 12 Juni 2011

Mikroskop

MIKROSKOP

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Matakuliah Peralatan dan Teknik Analisis Laboratorium
Oleh :
DITHA NOVI ANGGRAINI
105050101111034
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011


BAB I
PENDAHULUAN


1.1.    Latar Belakang
    Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini telah banyak ditemukan alat bantu untuk menyelesaikan permasalahan. Salah satu penemuan itu adalah mikroskop. Mikroskop merupakan salah satu alat penting dalam kegiatan biologi. Dengan menggunakan mikroskop kita dapat mengamati dengan jelas benda-benda yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang (kurang dari 0.1 mm), misalnya bagian-bagian dari sebuah sel.
    Keterampilan menggunakan mikroskop dapat membantu kita mengamati dan membandingkan struktur sel hewan denga sel tumbuhan. Kemahiran dan ketelitian sipemakai dalam menggunakan mikroskop sangat diperlukan. Hal dapat di dapat dicapai dengan mengenali baik-baik bagian-bagiannya, fungsinya, serta cara penggunaan dan pemulihannya. Semakin ahli kita dalam menggunakan mikroskop maka akan semakin baik pula hasil pengamatan mikroskopis yang kita lakukan dengan menggunakan mikroskop.
    Mikroskop sederhana yang biasa kita gunakan umumnya menggunakan cahaya dari alam atau juga dapat menggunakan cahaya lampu sebagai sumber cahaya pengganti matahari. Cahaya masuk kemudian dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung, cermin inilah yang akan mengarakan cahaya dari luar kedalam mikroskop. Namun setiap mikroskop pada dasarnya terdiri atas bagian-bagian optik dan bagian-bagian merkanik.
    Dua nilai penting sebuah mikroskop ialah daya pembesaran dan penguraiannya, atau resolusi. Pembesaran mencerminkanberapa kali lebih besar objeknya terlihat dibandingkan ukuran sebenarnya. Daya urai merupakan ukuran kejelasan citra, yaitu jarak minimum dua titik yang dapat dipisahkan dan masih dapat dibedakan sebagai dua buah titik.
    Mikroskop merupakan alat bantu utama dalam melakukan pengamatan dan penelitian dalam bidang biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari struktur benda-benda yang kecil. Ada 2 macam mikroskop, yaitu mikrodkop optic dan mikroskop electron. Mikroskop optic yang sering digunakan adalah mikroskop biologi dan mikroskop stereo.Salah satu pengukur objek miskroskopis adalah micrometer. Ada 2 macam micrometer yaitu micrometer objektif dan micrometer okuler. Alat ini dapat berfungsi apabila dipakai bersama-sama dengan mikroskop.
    Sedangkan mahasiswa sendiri tidak semua nya mengerti tentang permasalahan diatas. Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa mengetahui macam-macam mikroskop, bagaian-bagain mikroskop dan fungsinya sserta hal-hal lain yang berhubungan dengan mikroskop itu sendiri.
    Sel-sel penyusun jaringan tumbuhan
    Sel adalah bagian terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sel sangat kecil sehingga untuk melihatnya harus menggunakan alat yang disebut mikroskop. Struktur sel pertama kali diamati oleh seorang berkebangsaan Inggris yang bernama Robert Hooke (1635-1703). Melalui pengamatannya terhadap gabus tutup botol tampak susunan kotak kecil yang teratur. Kotak kecil tersebut dalam bahasa latin disebut cellulae.
    Tahun 1829 oleh Hertwig diajukan teori protoplasma, sel adalah kumpulan substansi hidup yang disebut protoplasma dengan di dalamnya mengandung inti yang disebut nukleus dan diluarnya dibatasi oleh dinding sel. Ada beberapa organisme yang struktur selnya tidak jelas, tetapi terdiri atas protoplasma. Berdasarkan jumlah sel yang menyusunnya, tubuh makhluk hidup ada yang tersusun atas satu sel (uniseluler) dan banyak sel (multiseluler). Pada sel tumbuhan, di sebelah luar membran sel terdapat dinding sel yang relatif tebal.

1.2. Rumusan Masalah
Sebutkan jenis-jenis mikroskop?
Sebutkan bagian-bagian miskroskop dan fungsinya?
Bagaimana sifat-sifat bayangan yang terbentuk pada mikroskop?
Bagaimana cara menggunakan mikroskop?
Sebutkan susunan jaringan-jaringan dan bentuk-bentuk sel pada tumbuhan?

1.3. Tujuan Penulisan
Mengetahui jenis-jenis mikroskop.
Mengetahui bagian-bagian mikroskop dan fungsinya.
Mengetahui sifat-sifat bayangan yang terbentuk pada mikroskop.
Melatih ketrampilan dalam pengaturan obyek mikroskopis dalam mikrometer.
Mengamati susunan jaringan-jaringan dan bentuk-bentuk sel pada tumbuhan.

1.4. Manfaat Penulisan
    Adapun manfaat dari penulisan ini yaitu agar mahasiswa, masyarakat dan umum dapat lebih mengenal tentang mikroskop dan mengetahui teknik penggunaan mikroskop yang benar serta mengamati susunan jaringan-jaringan dan bentuk-bentuk sel pada tumbuhan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Pengertian Mikroskop
    Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah dilihat dengan mata (Anonymous, 2000).
    Antony Van Leuwenhoek orang yang pertama kali menggunakan mikroskop walaupun dalam bentuk sederhana pada bidang mikrobiologi. Kemudian pada tahun 1600 Hans dan Z Jansen telah menemukan mikroskop yang lebih maju dengan nama mikroskop ganda. Mikroskop berasal dari kata mikro yang berarti kecil dan scopium (penglihatan).
    Mikroskop adalah suatu benda yang berguna untuk memberikan bayangan yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi tersendiri.
Mikroskop pada prinsipnya terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda).
    Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar, yang disebut gagang putar. Setiap lensa objektif dapat diputar ke tempat yang sesuai dengan perbesaran yang diinginkan. Sistem lensa objektif memberikan perbesaran mula-mula dan menghasilkan bayangan nyata yang kemudian diproyeksikan ke atas lensa okuler. Bayangan nyata tadi diperbesar oleh okuler untuk menghasilkan bayangan maya yang kita lihat.
    Kebanyakkan mikroskop laboratorium dilengkapi dengan tiga lensa objektif : lensa 16 mm, berkekuatan rendah (10 X); lensa 4 mm, berkekuatan kering tinggi (40-45X); dan lensa celup minyak 1,8 mm (97-100X). Objektif celup minyak memberikan perbesaran tertinggi dari ketiganya. Lensa okuler terletak pada ujung atas mikroskop, terdekat dengan mata. Lensa okuler biasanya mempunyai perbesaran: 5X, 10X, 12,5X dan 15X. Lensa okuler terdiri dari lensa plankonveks yaitu lensa kolektif dan lensa mata

2.2. Jenis-jenis Mikroskop
1. Mikroskop Cahaya
    Mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop memeiliki kaki yang berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop.Lensa okuler pada mikroskop bias membentuk bayangan tunggal (monokuler) atau ganda (binikuler). Paada ujung bawah mikroskop terdapat dudukan lensa obektif yang bias dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa mikroskop yang lain.
    Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih barasal dari sinar matahari yang dipantulkan oleh suatu cermin dataar ataupun cukung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin in akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah dilengkapai lampu sebagai pengganti cahaya matahari.
    Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan menentukan daya pisah specimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.Lensa okuler, merupakan lensa likrskop yang terdpat dibagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfugsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif. Perbesran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4-25 kali.Lensa kondensor berfungsi untukk mendukung terciptanya pencahayaan padda objek yang akan difokus, sehinga pengaturrnnya tepat akan diperoleh daya pisah maksimal, dua benda menjadi satu. Perbesaran akan kurang bermanfatjika daya pisah mikroskop kurang baik.

2. Mikroskop Stereo
    Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang berukuran relative besar. Mikroskop stereo memiliki perbesasran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat dilihat secara 3 dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hamper sama dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa objektif.
    Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah:
ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandinhkan denan  mikroskop cahaya ssehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati,
sumber cahaya berasal dari atas sehingga objek yang tebal dapat diamati. Perbesaran lensa okuler biasannya 3 kali, sehingga prbesaran objek total minimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lenda objektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan transformator. Pengaturan focus objek terletak disamping tangkai mikroskop, sedangkan pengaturan perbesaran terletak diatas pengatur fokos. (Mikroskop wikipeda 27/09/2007)

3. Mikroskop Elektron
    Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu melakuakan peambesaran obyek sampai duajuta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro maknetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan p[embesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop electron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro maknetikmyang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.
Macam –macam mikroskop elektron:
1) Mikroskop transmisi elektron (TEM)
2) Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)
3) Mikroskop pemindai elektron
4) Mikroskop pemindai lingkungan electron (ESEM)
5) Mikroskop refleksi elektron (REM) (Mikroskop wikipeda 27/09/2007)

4. Mikroskop Ultraviolet
    Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet. Karena cahaaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya yang dapat dilihat, penggunaan cahaya ultra violet untuk pecahayaan dapat meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali lipat daripada mikroskop biasa. Batas daya pisah lalu menjadium. Karena cahaya ultra violet tak dapat di;lihat oleh nata manusia, bayangan benda harus direkam pada piringan peka cahaya9photografi Plate). Mikroskop ini menggunakan lensa kuasa, dan mikroskop ini terlalu rumit serta mahal untuk dalam pekerjaan sehari-hari. (Volk, Wheeler, 1988, mikrobiologidasar, Jakarta. Erlangga).

5. Mikroskop Pender (Flourenscence Microscope)
    Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau Antigen (seperti bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknk ini protein anttibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian atau dikonjungsi dengan pewarna pendar. Karena reaksi Antibodi-Antigen itu besifat khas, maka peristiwa pendar akanan terjadi apabila antigen yang dimaksut ada dan dilihat oleh antibody yang ditandai dengan pewarna pendar. (Volt, Wheeler, 1988. mikrobiologi dasas, Jakarta. Erlangga).

6. Mikroskop medan-gelap
    Mikroskop medan gelapdigunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya bakteri yang begitu tipis yang hamper mendekai batas daya mikrskop majemuk. Mikroskop medan-Gelap berbeda dengan mikroskop cahaya majemuk biasa hanya dalam hal adanya kondensor khusus yang dapat membentuk kerucut hampa berkas cahaya yang dapat dilihat. Berkas cahaya dari kerucut hampa ini dipantulkan dengan sudut yang lebih kecil dari bagian atas gelas preparat. (Volk, Wheeler, 1988. Mikrobiologi Dasar.,.Jakarta. Erlangga).

7. Mikroskop Fase kontras
    Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam kadaan alamiahnya : tidak diberi warna dalam keadan hidup, namun pada galibnya fragma bend hidup yang mikroskopik (jaringan hewan atau bakteri) ttembus chaya sehingga pada masing-masing tincram tak akan teramati, kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan mikroskop fasekontras. Prinsip alat ini sangat rumit.. apabila mikroskop biasa digunakan nuklus sel hidup yang tidak diwwarnai dan tidak dapat dilihat, walaupun begitu karena nucleus dalam sel, nucleus ini mengubah sedikit hubungan cahaya yang melalui meteri sekitar inti.
    Hubungan ini tidak dapaat ditangkap oleh mata manusia disebut fase. Namun suatu susunan filter dan diafragma pada mikroskop fase kontras akan mengubah perbedaan fase ini menjadi perbedaan dalam terang yaitu daerah-daerah terang dan bayangan yang dapat ditangkap oleh mata dngan demikian nucleus (dan unsure lain0 yang sejauh ini tak dapap dilihat menjadi dpat dilihat (Volk, Wheeler, 1988, Mikrobiologi dasar, Jakarta. Erlangga).

2.3. Pembentukan Bayangan pada Mikroskop
    Sifat bayangan pada mikroskop di tentukan pada 2 lensa, yaitu lensa objekif dan lensa okuler. Lensa objektif mempunyai sifat bayangan maya, terbalik dan diperkecil. Sedngkan lensa okuler mempunyai sifat bayangan nyata, tegak dan diperbesar. Benda yang diamati diletakkan sedekat mungkin dengan titik fkus lensa objektif. Sedangkan mata kita tepat berada I lensa okuler.
    Mata pengamat berda dibelakang lensa objektif yang kebetulan bayangan dari okule tepat di titik focus ensa okuler dinamakan pegamat secara rilks dan pengamatan dilakukan secara terakomendasi bila bayangan objektif berada diruang etama okuler. Mikroskop yang terdiri dari lensa positif bayangan akhir barada jauh tak terhingga, yang memiliki sifat bayangan diperbesar, maya dan tegak.

2.4. Pengertian Sel
    Sel adalah segumpal protoplasma yang berinti, sebagai individu yang berfungsi menyelenggarakan seluruh aktivitas untuk kebutuhan hidupnya. Sel itu setelah tumbuh dan berdeferensiasi, akan berubah bentuknya sesuai dengan fungsinya, ada yang menjadi epidermis berfungsi untuk melindungi sel-sel sebelah dalamnya ada yang menjadi tempat penyediaan makanan, ada yang berfungsi menjadi tempat persediaan makanan dan lain-lain (Yekti, 1994).
    Ada tiga keistimewaan yang khas pada sel tumbuhan : dinding sel dengan selulosa, vakuola (yang memberi tekanan dan memperbesar volume serta luas permukaan meskipun dengan protoplasma sedikit), dan plastida, khususnya kloroplas. Vakuola dapat ditemui pada anggota kelima dunia, namun vakuola besar di pusat sel ada pada hampir semua sel tumbuhan, cendawan, dan beberapa protista. Kloroplas hanya terdapat pada tumbuhan dan beberapa protista (bergantung pada golongannya) (Suwasono, 1987).
    Sel sendiri sebagai dasar menyusun suatu organisme yang terdiri dari inti (nukleus) yang terbungkus oleh membran atau struktur serupa tanpa membran. Tidak ada kehidupan dalam satuan yang lebih kecil dari pada sel. Sel terbentuk hanya dengan pembelahan sel-sel sebelumnya. Sel dicirikan oleh adanya molekul makro khusus, seperti pati dan selulosa, yang terjadi dari ratusan sampai ribuan gula atau molekul lain selain itu sel juga dapat dicirikan oleh adanya molekul makro seperti protein dan asam nukleat baik DNA atau RNA yang tersusun sebagai rantai yang terdiri dari ratusan sampai ribuan molekul. Pada tumbuhan istilah sel meliputi protoplasma dan dinding sel yang ada sedangkan pada organisme multi sel yang ada membentuk struktur kompleks yaitu jaringan dan organ. Sel pada organisme multi sel tidak sama satu dengan lainnya tetapi masing-masing mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda. Pada awalnya struktur dinding sel yang ada pada tumbuhan dianggap sebagai sel mati hasil ekskresi zat hidup dalam sel akan tetapi baru-baru ini makin banyak ditemui bukti bahwa ada satuan organik yang ada diantara protoplasma dan dinding, khususnya pada sel muda (Kamajaya, 1996).
    Meskipun antara sel hewan dan sel tumbuhan berbeda namun terdapat persamaan-persamaan dasar tertentu mengenai sifat, bentuk, dan fungsi dari bagian sel tersebut. Secara umum bagian-bagian sel tersebut adalah membran sel, sitoplasma, mitokondria, retikulum endoplasma, aparatus golgi, lisosom, plastida, kloroplas, sentrosom, ribosom, vakuola, inti sel, membran inti, mikrofilamen, dan dinding sel (Anshory, 1984).
    Sel tumbuhan mempunyai bentuk yang bermacam-macam. Ada yang berbentuk peluru, prisma, dan memanjang seperti rambut atau seperti ular. Sel tumbuhan mempunyai dua bagian pokok yang berbeda dari hewan yaitu vakuola, plastida dan dinding sel. Vakuola dan plastida merupakan bagian hidup dari sel tumbuhan dan disebut protoplas. Sedangkan dinding sel yang berfungsi untuk melindungi isi sel atau lumen yang ada di protoplasma disebut bagian sel yang mati. Hal ini terlihat pada sel gabus tumbuhan yang tergolong sel mati karena hanya memiliki inti sel dan sitoplasma, sehingga ruang antar selnya kosong. Bentuk sel gabus heksagonal, tersusun rapat antara satu dan lainnya (Pramesti, 2000).
    Meskipun antara sel hewan dan sel tumbuhan berbeda namun terdapat persamaan-persamaan dasar tertentu mengenai sifat, bentuk, dan fungsi dari bagian sel tersebut. Secara umum bagian-bagian sel tersebut adalah membran sel, sitoplasma, mitokondria, retikulum endoplasma, aparatus golgi, lisosom, plastida, kloroplas, sentrosom, ribosom, vakuola, inti sel, membran inti, mikrofilamen, dan dinding sel (Suwasono, 1987).


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Prinsip Kerja
    Mikroskop cahaya atau dikenal juga dengan nama "Compound light microscope" adalah sebuah mikroskop yang menggunakan cahaya lampu sebagai pengganti cahaya matahari sebagaimana yang digunakan pada mikroskop konvensional. Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor.

3.2. Alat
  • Mikroskop cahaya binokuler dan monokuler,
  • Kaca benda,
  • Kaca penutup,
  • Pinset,
  • Pipet tetes, dan
  • Silet tajam.

3.3. Bahan
  • Penampang melintang sel gabus batang ubi kayu (Manihot utilissima),
  • Rambut buah kapuk (Ceiba pentandra) dan kapas (Gossypium sp.),
  • Penampang melintang daun karet (Ficus elastica),
  • Daun Hydrilla verticillata,
  • Selaput bagian dalam umbi lapis bawang merah (Allium cepa), dan
  • Akuades.

3.4.  Prosedur Kerja
3.4.1. Menyiapkan Mikroskop
  1. Meletakkan mikroskop di atas meja kerja tepat dihapan.
  2. Membersihkan badan mikroskop dengan kain panel. Jangan sekali-kali menggosok lensa dengankain.
  3. Membuka kotak peralatan, keluarkan cawan petri yang berisi kaca benda dan kaca penutup.
  4. Membersihkan kain benda dengan kain katun atau kertas saring.
  5. Di atas meja kerja hanya ada mikroskop, kotak peralatan dengan isinya, buku penuntun dan catatan, bahan-bahan untuk praktikum. Menyingkirkan yang lainnya pada tempat lain yang sudah disediakan.

3.4.2. Mengatur Masuknya Cahaya ke Dalam Tubus
  1. Memperhatikan keadaan ruang praktikum, darimana arah datangnya cahaya yang lebih terang (dari depan, kiri, atau kanan) kemudian mengarahkan cermin mikroskop ke sumber cahaya tersebut dan membuka diafragma atau memutar lempeng pada posisi lubang sedang. Mengatur posisi mikroskopyang memiliki kondensor mendekati meja sediaan dan menggunakan cermin datar. Untuk mikroskop tanpa kondensor menggunakan cermin cekung.
  2. Mengatur posisi revolver sehingga objektif paling pendek menghadap ke meja sediaan sampai bunyi klik.
  3. Menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja sediaan 5-10 mm atau tubus turun maksimal.
  4. Meneropong lewat okuler dengan mata kiri tanpa memicingkan mata kanan (perlu latihan) akannampak medan bundar putih (medan pandang). Jika terangnya tidak merata, maka kita menggerakkansedikit cermin sampai terangnya rata. Kalau terlalu silau, kita mempersempit diafragma atau lubangpada lempeng. Jika medan pandang masih kabur berarti kurang cahaya yang masuk, maka kitamembuka diafragma, pasang lubang lebih besar pada lempeng.
  5. Mikroskop siap dipakai mengamati sediaan.

3.4.3. Cara Mengatur Jarak Lensa dengan Preparat
  1. Memutar pengatur kasar atu makrometer ke arah empu jari, tubus turun, jarak objektif dengan mejasediaan mengecil, kemudian sebaliknya. Apa yang terjadi? Mikroskop model lain yang tubusnya miringatau tidak bisa naik turun, maka meja sediaan bergerak naik turun apabila memutar makrometer danmikrometer.
  2. Memasang kaca benda yang berisi sediaan awetan di atas meja sediaan sedemikian rupa sehinggabahan yang diamati berada di tengah lubang meja, menjepit kaca benda dengan sengkeling sehinggatidak goyang.
  3. Jarak objektif dengan kaca benda tidak lebih dari 10 mm. Jika jarak itu longgar, maka kitamemutar makrometer untuk menurunkan tubus sambil melihat dari samping ujung objektif mendekatikaca benda sampai maksimum 5-10 mm.
  4. Meneropong lewat okuler sambil tangan memutar makrometer menaikkan tubus perlahan-lahan.Mengamati medan pandang sampai muncul bayangan, kalau tubus telah terangkat setengah putaranmakrometer belum juga muncul bayangan, berarti terlewatkan, maka kita mengulangi langkah 3.3kembali, kalau sudah ada bayangan tapi masih kabur, maka kita meneropong terus sambil memutarmikrometer naik atau turun sampai bayangan jelas garis atau batasan-batasannya.
  5. Memeriksa perbesaran lansa okuler dan objektif dan perbesaran bayangan tersebut.
  6. Mengeluarkan preparat yang telah diamati.

3.4.4. Membuat Preparat Sederhana
  1. Mengambil kaca benda yang sudah dibersihkan kemudian dipegang serata mungkin.
  2. Menetesi air jernih atau air suling satu tetes di tengah-tengah.
  3. Mencabut satu serat kapas atau kapuk dengan pinset dan meletakkannya di tengah tetesan air.Untuk bahan daun waru, daun labu, dan daun kembang sepatu menggunakan silet untuk mengambilbagian epidermisnya, dan mengirisnya setipis mungkin. Sedangkan untuk bawang merah, kitamengirisnya setipis mungkin setelah itu meletakkannya di preparat.
  4. Tangan yang sebelah memegang kaca penutup antara antara empu jari dengan telunjuk dengan sisiatau pinggir yang berlawanan.
  5. Menyentuhkan sisi dengan kaca penutup pada kaca benda dekat tetesan air dengan kemiringan 450 kemudian dilepaskan sehingga tepat menutupi tetesan air. Menyerap kelebihan air yang merembes di tepi kaca dengan kertas saring.
  6. Memasang preparat buatan pada meja sediaan dan mengamati seperti langkah 3.2, 3.3, 3.4, dan 3.5.

3.4.5. Mengganti Perbesaran
  1. Apabila pengamatan sudah berhasil, 3.4 dan 3.5, bayangan yang nampak akan dibesarkan lagi dan jangan menyentuh posisi preparat atau tubus.
  2. Memutar sedemikian rupa sampai lensa objektif yang lebih panjang (kuat) tegak lurus pada meja sediaan dan bunyi klik (periksa perbesaran).
  3. Meneropong sambil memutar mikrometer sampai muncul bayangan yang lebih besar dari bayangan yang diamati.
  4. Jika gagal menemukan bayangan yang lebih besar, kita menaikkan tubus dengan memutar makrometer berlawanan arah empu jari, memutar revolver kembali untuk menempatkan posisi lensa objektif lemah (pendek) pada posisi semula tanpa mengubah posisi preparat kemudian mengulang lagi langkah 3.3, 3.4, 3.5 lanjut ke 5.1, 5.2, 5.3, sampai berhasil.
  5. Menaikkan tubus apabila akan mengamati bahan lain dan mengeluarkan preparat yang sudah diamati kemudian membersihkan kaca benda dan kaca penutup.
  6. Membuat sediaan baru sesuai langkah baru 4.1 sampai 4.6.

Pada akhir kegiatan yang menggunakan mikroskop, perhatikan hal-hal berikut :
  1. Preparat tidak boleh tersimpan di atas meja sediaan tetapi kita harus mengeluarkannya.
  2. Membersihkan preparat basah dengan kertas saring atau lap katun (kaca benda +kaca penutup) kemudian menyimpannya dalam cawan petri dan memasukkannya ke dalam kotak perlengkapan.
  3. Membersihkan badan mikroskop dengan kain panel, menurunkan tubus serendah mungkin.
  4. Menyimpan mikroskop ke dalam kotak mikroskop.
  5. Membersihkan semua peralatan yang telah dipakai dengan lap katun dan disimpan dalam kotaknya.
  6. Menyimpan sendiri peralatan yang telah dibawa untuk kegiatan berikutnya.
  7. Membuang sisa bahan yang tidak digunakan lagi di tempat sampah yang tersedia.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil Pengamatan
4.1.1. Pengenalan Mikroskop
4.1.2. Pengenalan Sel Penyusun Jaringan Tumbuhan
No.            Sel Tumbuhan                    Keterangan
   1.      Sel Kapas                          a. Torsi                                                
                                                      b. Rongga Sel
                                                      c. Ruang antar sel                                                                                                        d. Dinding sel
                                                       Perbesaran 40 kali                                                                                                          Mikroskop elektron

   2.            Sel Kapuk                    a. Dinding sel
                                                      b. Rongga sel
                                                      Perbesaran 40 kali
                                                      Mikroskop elektron

  3.    Selaput bagian dalam umbi lapis bawang merah  
                                                     a. Dinding sel
                                                     b. Inti sel
                                                     c. Sitoplasma
                                                     Perbesaran 40 kali
                                                     Mikroskop elektron
  
 4.        Hydrilla verticillata             a. Dinding sel
                                                     b. Inti sel
                                                     Perbesaran 40 kali
                                                     Mikroskop elektron
  
5.        Sel gabus batang ubi kayu            Dinding sel
                                                              Perbesaran 40 kali
                                                              Mikroskop elektron

6.    Penampang melintang daun Ficus Elastica atau daun karet
                                    a. Lapisan kutikula
                                    b. Epidermis
                                    c. Jaringan tiang ganda
                                    d. Xilem
                                    e. Stomata
                                    f. Floem
                                    g. Jaringan bunga karang
                                    h. Epidermis bawah
                                    Perbesaran 40 kali
                                    Mikroskop elektron

4.2. Pembahasan
    Mikroskop adalah alat optik yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang berukuran sangat kecil. Mikroskop membuat benda-benda kecil kelihatan lebih dari pada wujud sebenarnya dan mikroskop membuat kita melihat pola-pola terperinci yang tidak tampak oleh mata telanjang. Mikroskop memiliki komponen-komponen dari kaca yang mudah rusak, berupa lensa-lensa dan cermin. Makanya kita harus menghindarkan perlakuan yang dapat membuat benturan dengan komponen tersebut.

Mikroskop mempunyai komponen-komponen pendukung seperti :
  1. Kaki mikroskop, sebagai alas tempat tumpuan berdiri.
  2. Tiang, tempat bersendi lengan mikroskop, atau pegangan dengan sumbu inklinasi.
  3. Lengan atau pegangan mikroskop, yang dipegang bilamana diangkat.
  4. Cermin, alat penangkap dan pamantul cahaya.
  5. Pengatur kondensor, bila diputar akan menaikkan atau menurunkan kondensor.
  6. Kondensor, lensa yang menghimpun berkas cahaya dari cermin masuk ke lubang meja sediaan.
  7. Diafragma, alat yang dapat ditutup dan dibuka, pengatur banyaknya cahaya yang amasuk ke kondensor.
  8. Meja sediaan, tempat meletakkan kaca benda (objek glass).
  9. Sengkeling, penjepit atau pengatur letak sediaan (objek glass).
  10. Penggerak Mekanis, alat pengatur letak kaca benda pada meja.
  11. Lubang meja sediaan, lubang di tengah-tengah meja sediaan tempat lewatnya cahaya dari kondensor masuk ke objek glass terus ke lensa objektif.
  12. Makrometer, pengatur kasar, alat penggerak tubus ke atas atau ke bawah secara kasar.
  13. Mikrometer, pengatur halus, alat penggerak tubus ke atas atau ke bawah secara halus.
  14. Tubus atau tabung okuler, pada ujung atasnya terdapat lensa okuler.
  15. Revolver atau pemutar objektif, cakram tempat melekatnya lensa objektif berbagai ukuran.
  16. Lensa objektif, yang berfungsi adalah yang menghadap tegak lurus pada meja sediaan, menerima bayangan sediaan kemudian membesarkannya.
  17. Lensa okuler, yang diintip oleh mata pengamat, menerima bayangan dari objektif danmembesarkannya.

        Satuan terkecil dalam tumbuhan adalah sel, suatu wadah kecil berisi substansi hidup, yaitu protoplasma, dan diselubungi oleh dinding sel. Dalam setiap sel hidup berlangsung proses metabolisme. Dinding sel melekat pada yang lain dengan adanya perekat antar sel. Pengelompokkan sel seperti itu, yang berbeda struktur atau fungsinya atau keduanya dari kelompok sel lain, disebut jaringan. Jaringan secara umum terdiri dari sel-sel yang sama bentuk serta fungsinya disebut jaringan sederhana. Jaringan yang terdiri atas lebih dari satu macam sel namun asalnya sama disebut jaringan kompleks majemuk.
    Sel bawang merah (Allium cepa) berbentuk heksagonal, di dalamnya terdapat protoplasma sehingga sel bawang merah dinyatakan hidup dengan warna merah muda. Perbesaran yang dilakukan sebesar 40 x dengan menggunakan mikroskop elektron. Sel gabus (Manihot utilissima) yang dipotong melintang tampak berbentuk heksagonal, sel yang satu dengan sel yang lainnya tersusun rapi dan rapat, di dalam dinding sel terlihat kosong. Hal ini menyatakan bahwa sel gabus adalah sel mati. Untuk mengamati sel gabus ini praktikan harus mengiris gabus secara melintang dan tipis sehingga preparat dapat ditembus cahaya dan terlihat jelas melalui mikroskop elektron dengan perbesaran 40 x. Warna dari sel gabus sendiri agak coklat muda. Daun Hydrilla verticillata adalah tumbuhan air yang berklorofil, sehingga terlihat berwarna hijau, selnya berbentuk persegi panjang susunan bata dalam pembuatan bangunan, di dalamnya terdapat bintik-bintik berwarna hijau yang disebut klo. Sel dari daun hydrilla ini akan tampak jelas apabila dilihat melalui mikroskop elektron.
    Sel kapas (Gossypium sp) memiliki batas-batas yang jelas yang disebut sigma, selain itu sel kapas juga terdapat torsi. Di dalam sel terlihat kosong, ini menandakan bahwa sel kapas adalah sel mati. Perbesaran yang digunakan untuk mengamati sel kapas adalah 40 x. Warna dari sel kapas itu sendiri kehitaman. Sel kapuk (Ceiba pentandra) memiliki batas-batas yang jelas, sel kapuk berbentuk seperti tabung panjang yang kosong. Perbesaran yang digunakan untuk mengamati adalah 40 x. Warna dari sel kapuk sendiri agak kehitaman, bening. Sel dari penampang melintang daun Ficus elastica Sel gabus (Manihot utilissima) yang dipotong melintang tampak berbentuk heksagonal, berwarna hijau, sel yang satu dengan sel yang lainnya tersusun rapat, di dalam dinding sel tidak terlihat kosong. Untuk mengamati sel ini praktikan harus mengiris daun Ficus elastica secara melintang dan tipis sehingga preparat dapat ditembus cahaya dan terlihat jelas melalui mikroskop elektron. Perbesaran yang digunakan untuk mengamati adalah 40 x.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
  • Mikroskop adalah alat optik untuk melihat benda yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
  • Bayangan hasil dari percobaan mikroskop nyata, terbalik dan diperbesar.
  • Macam-macam mikroskop yaitu mikroskop cahaya, mikroskop stereo, mikroskop elektron, mikroskop ultraviolet, mikroskop pender, mikroskop medan gelap, mikroskop fase kontrol.
  • Mencari perbesaran hasil pengamatan dari mikroskop yaitu lensa okuler x lensa objektif.
  • Sel tumbuhan memiliki bentuk dinding sel tetap yang terdiri dari selulosa.
  • Sel adalah satuan massa protoplasma yang terbungkus di dalam suatu selaput, yang dikenal sebagai membran plasma, dan sering terbungkus oleh suatu dinding yang dapat dikatakan tahan lama.
  • Sel terdiri atas sitoplasma, membran sel, dan organel–organel yang ada di dalam sitoplasma.

5.2. Saran
Mahasiswa mampu menggunakan dan memahami fungsi serta cara kerja mikroskop dengan baik dan benar serta mengenai sel jaringan tumbuhan.


DAFTAR PUSTAKA
Abercombie, M. I993. Kamus Lengkap Biologi. Jakarta: Erlangga.
Anonim. 2010. Mikroskop. http://id.wikipedia.org/wiki/mikroskop. Diakses tanggal 18 Mei     2011.
Anshory, I. 1984. Biologi umum. Genesa Exact. Bandung.
Campbell, N.A. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarata: Erlangga.
Goldsten, Philip. 2004. Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 10 Edisi 11. PT Ikrar Mandiri     Abadi. Jakarta.
Kamajaya.1996. Sains Biologi. Ganesa Exact. Bandung.
Kusnada. Dkk. 2003. Mikrobiologi. Bandung: Jica.
Pramesti, Hening Tjaturina. 2000. Mikroskop dan Sel FK. Unlam. Banjarbaru.
Purba, M dan kawan-kawan. 1999. Kimia. Erlangga. Jakarta.
Sowasono, Haddy. 1987. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
Tim Pengajar. 2010. Penuntun Praktikulum Biologi Dasar. Jurusan Biologi FMIPA     UNM. Makassar.
Volk dan Wheeler. 1984. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid I. Erlangga. Jakarta.
W. Lay. 1992. Mikro biologi. Bogor: CV. Raja Wali
Winatasasmita, Djamhur. 1986. Fisiologi Hewan dan Tumbuhan. Universitas Indonesia.     Jakarta.
Yekti, S. 1994. Biologi Umum. Erlangga. Jakarta.