WELCOME

Terimakasih Telah Mengunjungi Blog Saya

Minggu, 23 Oktober 2011

Manajemen Penetasan Telur

Untuk mendapatkan telur telur yang bagus untuk di tetaskan harus di yakini bahwa telur-telur  tersebut berasal dari induk induk ayam yang memenuhi syarat sebagai induk yang baik seperti:

1. Telah di Vaksinasi secara lengkap
2. Sehat
3. Mempunyai postur dan bentuk badan yang baik
4. Berasal dari galur murni

Pemilihan induk untuk menghasilkan telur tetas tersebut juga harus dijaga kualitas pakan dan pemberian vitamin yang cukup dan mereka disatukan dengan pejantan unggul yang telah diseleksi dengan ketat dan hanya yang berpostus baik serta jumlah yang sesuai dengan perbandingan induk betina yang ada, sangat disarankan agar mendapatkan telur telur fertile (dibuahi sempurna) dengan rasio yang tinggi.

Hal ini penting agar tidak menjadi sia sia bahwa setelah beberapa saat (katakan 5 hari) setelah dimasukkan ke dalam incubator ternyata banyak yang kosong (tidak dibuahi), maka hal ini akan menjadi kerugian dan buang waktu percuma.

Besar telur dan jumlah telur hasil persilangan / perkawinan tersebut haruslah mempunyai bentuk dan ukuran serta jumlah yang hampir sama agar didapatkan DOC (anak ayam) yang berukuran sama, sehat dan kuat.

Disamping itu, juga disarankan untuk memisahkan atau “membuang” anak ayam yang cacat, kecil atau kelihatan lemah dari sejak awal mereka menetas agar tetap dapat dipertahankan kualitas anak anak ayam yang dipelihara.

Pemilihan ini memeng memerlukan sedikit ketrampilan dan latihan untuk menentukan dan men seleksi anak ayam yang memenuhi criteria yang diharapkan. Sehingga di kemudian hari, bila mereka akan dijadikan induk, mereka dapat dikatakan bagus dan telah lewat seleksi sejak dini.

Seorang peternak yang cakap haruslah tidak memiliki ayam ayam dengan kriteria dibawah ini :

1. Paruh yang bengkok
2. Sayap yang terlipat, miring, turun
3. Kebutaan pada salah satu matanya
4. Kaki yang bengkok atau kecil dan jari jari kaki yang melengkung
5. Atau cacat lainnya yang menyebabkan kesulitan dalam makan, minum atau kawin

Sedangkan syarat yang harus dipenuhi adalah :

1. Ayam jantan harus agresif
2. Tegap dan ber perawakan tinggi
3. Suara yang nyaring, kaki dan jari jari yang lurus sempurna
4. Sedangkan untuk betinanya harus bertelur banyak, bentuk telurnya bagus dan sehat

Selanjutnya untuk di kawinkan maka ada 4 cara yang bisa dipakai yaitu :
(1) kawin masal
(2) kawin dalam kandang kandang kawin
(3) kawin yang di pacokkan dan
(4) inseminasi buatan.

GloryFarm dalam mendapatkan telur tetas yang unggul menggunakan 2 cara pertama yaitu kawin masal dan kawin dalam kandang kandang kawin. Hal ini dilakukan karena lebih mudah dalam pengaturannya dan lebih sedikit campur tangan manusia dan lebih alami. Cara lain seperti inseminasi buatan memerlukan keahlian dan pengetahuan yang lebih untuk melakukannya.

(1) Kawin “Masal” berarti mengawinkan beberapa ayam betina dengan beberapa jantan dalam satu kandang yang cukup luas. Cara ini efektif dipergunakan untuk mendapatkan telur tetas dengan tingkat fertilitas yang tinggi. Sebagai perbandingan, 1 ayam pejantan untuk 6 betina sehingga bila dalam 1 kandang ditempatkan 4 ayam jantan maka betinanya dapat diberikan sebanyak 24 ekor.

Dalam beberapa buku, memang dikatakan ayam arab adalah dari jenis yang jago kawin sehingga disebutkan 1 ekor jantan sanggup mengawini 8 – 10 ekor betina. Dalam hal ini, kami tetap memakai perbandingan yang “aman” dengan tingkat fertilitas tinggi sehingga diberikan hanya 6 ekor betina untuk 1 ekor ayam jantan dengan hasil baik.

(2) Kawin dalam kandang kawinan berarti memberikan hanya 1 ekor ayam jantan dan beberapa ekor betina untuk setiap kandangnya. Biasanya 1 ekor jantan dan 5 ekor betina. Hal ini dimaksudkan agar lebih mudah mengawasi tingkat fertilitas atau kemampuan kawin seekor pejantan. Tujuan lainnya adalah untuk mendapatkan suatu persilangan yang direncanakan untuk kepentingan pengembangan atau seleksi khusus.

(3) Kawin yang dipacokkan berarti ayam jantan diletakkan dalam satu kandang khusus, selanjutnya betina yang akan di kawinkan dimasukkan dalam kandang pejantan. Bila pejantan telah mengawini maka sang betina dikeluarkan kembali. Hal ini juga kami lakukan terhadap ayam Bangkok sebab bila dipakai cara ke (2) diatas maka telur yang dihasilkan selalu di makan kembali oleh ayam-ayam tersebut. Sehingga, bila betina Bangkok telah dikawin oleh pejantannya, maka betina tersebut dikembalikan ke kandang batere agar bila bertelur akan aman dari dimakan kembali oleh mereka.

(4) Inseminasi Buatan adalah cara yang biasa dipakai untuk mengawinkan ayam ayam dengan beda umur yang cukup jauh, atau untuk mendapatkan persilangan tertentu karena dalam keadaan normal mereka tidak saling / susah untuk kawin seperti misalkan mengawinkan ayam kate dengan ayam Bangkok. Metode ini tidak atau jarang digunakan karena tidak praktis dan memerlukan peralatan dan keahlian serta pengetahuan khusus.

Di dalam mendapatkan telor tetas, seorang peternak ayam harus juga melengkapi kandang kandang nya dengan sangkar untuk bertelur atau setidaknya bila menggunakan kandang postal maka kandang tersebut harus selalu menggunakan sekam yang cukup ketebalannya dan kebersihannya. Hal ini dimaksudkan agar telur tetas yang dihasilkan akan terjaga kebersihannya dari tanah, kotoran ayam atau malah bibit penyakit menular lainnya. Hal ini kembali kami tekankan untuk selalu menjaga sanitasi kandang yang baik, program vaksinasi dan penyemprotan dengan bahan pembasmi kuman dan bibit penyakit untuk menekan tingkat penyakit yang mungkin ada dan terbawa di kulit telur tetas.

Pemberian vitamin dalam air minum yang bersih dan diganti setidaknya 2 kali sehari, makanan dengan komposisi yang seimbang dalam nutrisi dan jumlahnya juga membantu dalam mendapatkan telur tetas yang ber kualitas.