WELCOME

Terimakasih Telah Mengunjungi Blog Saya

Senin, 30 April 2012

Proses Pembuatan Mayonaise


1. Persiapan
a.       Dipisahkan kuning telur dari bagian putih telurnya
b.      Ditimbang minyak dan putih  telur
c.       Ditimbang cuka, gula, garam, lada, dan mustard

2. Pembuatan Mayonaise
a.     Dicampur rata gula, garam, lada, mustard, dan sepertiga dari bagian dari total cuka dengan menggunakan mixer sampai homogeny
b.      Dimasukkan kuning telur kedalam mangkok kemudian dimixer dengan kecepatan 3 (591 rpm)
c.       Dipanaskan air dan minyak sampai suhu 70 0C
d.      Dimasukkan semua bahan dan selanjutnya adonan dimixer dengan kecepatan 3 (591 rpm) selama 2- 3 menit
e.       Dimasukkan minyak sedikit demi sedikit ke dalam adonan di atas, dimixer dengan kecepatan 5 (1043 rpm) selama 15 menit
Penambahan minyak dilakukan dengan cara sebagai berikut :
ü  Ditambahkan minyak sebanyak 10 -15% pada 5 menit pertama lalu diamkan selama 30 detik
ü  Ditambahkan minyak 50 % pada 5 menit kedua
ü  Ditambahkan sisa minyak diatas pada 5 menit terakhir
f.       Ditambah minyak secara bertahap tersebut diselingi dengan penambahan sisa cuka dan air
g.      Dimasukkan mayonnaise ke dalam botol gelas dan ditutup rapat

Sifat Fungsional Telur


a)      Daya Koagulasi
Koagulasi pada telur ditandai dengan kelarutan atau berubahnya bentuk cairan (sol) menjadi padat (gel).  Perubahan struktur molekul ini dapat disebabkan oleh pengaruh panas, mekanik, asam, basa, garam, dan perekasi garam lain seperti urea.  Koagulasi karena pengaruh panas disebabkan pemanasan pada suhu 60-700C.  Sifat koagulasi ini dimiliki oleh putih dan kuning telur

b)      Daya Buih/Foaming
Buih adalah bentuk dispersi koloida gas dalam cairan.  Apabila putih telur dikocok maka gelembung udara akan terperangkap dalam albumen cair dan membentuk busa.  Semakin banyak udara yang terperangkap, busa yang terbentuk semakin kaku dan kehilangan sifat alirnya.  Kestabilan buih ditentukan oleh kandungan ovomusin (bagian dari komponen putih telur).

c)      Daya Emulsi/Emulsifying Properties
Emulsi adalah campuran antara dua jenis cairan yang secara normal tidak dapat bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase pendispersi.  Kuning telur juga merupakan emulsi minyak dalam air.  Kuning telur mengandung minyak yang bersifat surface active yaitu lesitin, kolesterol dan lesitoprotein.  Lesitin mendukung terbentuknya emulsi minyak dalam dalam air, sedangkan kolesterol cenderung untuk membentuk emulsi air dalam minyak.

d)     Kontrol Kristalisasi
Penambahan albumen ke dalam larutan gula dapat mencegah terbentuknya gula (kristal).  Keberadaan albumen tersebut mencegah penguapan, sehingga mencegah inversi sukrosa berlebihan.  Sifat telur yang demikian, dapat dimanfaatkan dalam pembuatan gula-gula.  Penambahan telur ini memberiakan rasa di mulut manis, halus serta selalu basah.

e)      Pewarna
Sifat ini hanya dimiliki oleh kuning telur.  Pigmen kuning pada telur adalah xantofil, lutein, beta karoten dan kriptoxantin.  Sifat ini banyak dimanfaatkan pada industri pembuatan es krim, custard dan saus.

Kamis, 26 April 2012

Cara jadi wanita berkelas


1. Bersikaplah dewasa
Banyak wanita terutama abg yang cenderung aleman. Bersikap seperti anak-anak yang suka merengek. Untuk menjadi wanita berkelas sebaiknya anda bersikap lebih dewasa, dan menyelesaikan segala persoalan dengan penuh pertimbangan.

2. Mandiri
Untuk menjadi wanita berkelas sebaiknya anda berusaha melakukan hal pribadi tanpa campur tangan orang lain. Walaupun sulit, tetaplah berusaha. Ringkasnya, berusaha mandiri. Jika terpaksa, mintalah bantuan jika anda benar-benar tidak bisa melakukannya.

3. Cara berpakaian
Berpakaianlah yang sopan meski sederhana untuk menjadi wanita berkelas. Dengan begitu orang akan lebih menghargai anda. Berbeda dengan pakaian yang minim. Sebagian orang pasti meremehkanmu bahkan menganggamu wanita rendahan.

4. Cara berbicara
Bicara pelan tapi jelas. Pelan dalam arti tidak buru-buru dalam mengeluarkan kata. Yang jelah harus sopan dan jangan membicarakan hal yang tidak perlu atau jangan terlalu banyak basa-basi.

5. Hilangkan penyakit wanita
Sebenarnya bukan penyakit yang sesungguhnya. Entah benar atau tidak, gosip adalah penyakit umum yang di gandrungi wanita. Intinya, untuk menjadi wanita berkelas jangan suka membicarakan keburukan orang lain.

6. Cuek
Cuek dengan segala urusan orang lain yang bersifat pribadi dan tidak ikut campur. Itu juga termasuk tindakan yang di lakukan wanita berkelas. Kecuali itu musibah. Cuek di sini bukan berarti tidak perduli orang lain sepenuhnya dalam segala hal.

7. Punya penghasilan
Untuk menjadi wanita berkelas, setidaknya anda punya pekerjaan atau usaha sendiri. Jadi untuk urusan keuangan, anda tidak selalu minta pada orang tua atau pasangan. Coba saja amati wanita yang menganggur dengan wanita yang bekerja atau usaha. Jelas sekali perbedaannya.

8. Pintar
Wanita pintar itu terlihat berkelas. Jadi untuk menjadi wanita berkelas, mulailah mencari ilmu dari apapun. Entah itu dari buku, internet, orang lain, pengalaman, dll. Memang anda tidak harus pintar dalam segala hal, tapi setidaknya anda mempunyai wawasan yang luas dan tidak tampak bodoh di mata orang lain.

9. Tidak keluyuran
Untuk menjadi terlihat punya kelas, sebagai wanita janganlah sering keluyuran atau keluar tanpa ada hal penting yang perlu di lakukan apalagi malam hari. Intinya jangan terlalu sering menampakan diri di tempat umum jika hanya ingin bersenang-senang. Kalaupun ingin mencari hiburan, sebaiknya seperlunya saja dan jangan terlalu lama.

Kamis, 05 April 2012

Pengawetan Silase


Pengawetan hijauan merupakan bagian dari sistem produksi ternak. Pengawetan hijauan dengan pembuatan silase bertujuan agar pemberian hijauan sebagai pakan ternak dapat berlangsung secara merata sepanjang tahun, untuk mengatasi kekurangan pakan di musim paceklik harus dilaksanakan pengawetan. Tanaman mempunyai kecepatan tumbuh yang
besar di musim penghujan, jadi ketersediaan hijauan ataupun limbah hasil pertanian pada musim tersebut akan berlimpah (jerami padi, sisa tanaman jagung, kacang-kacangan).
             Fungsi pengawetan akan tercapai bila setelah hijauan ataupun limbah pertanian dipanen segera dilakukan pencacahan baik dengan golok atau chopper rumput. Hal ini merupakan upaya agar proses respirasi yang terjadi pada sel tanaman segera terputus dan berhenti. Tujuannya adalah agar kandungan air hijauan dapat mencapai titik dimana aktivitas air dalam sel tanaman dapat mencegah perkembangan mikroba. Pengawetan tersebut akan berdampak pada keadaan fisik serta komposisi kimia hijauan tersebut antara lain dengan kehilangan sebagian dari zat makanan (gizi tanaman/nutrien) yang nantinya akan berdampak pada nilai nutrisi hijauan tersebut.

Pembuatan Silase :
Silase adalah hijauan makanan ternak ataupun limbah pertanian yang diawetkan dalam keadaan segar (dengan kandungan air 60-70 %) melalui proses fermentasi dalam silo. Silo dapat dibuat diatas tanah yang bahannya berasal dari: tanah, beton, baja, anyaman bambu, tong plastik, drum bekas dan lain sebagainya.

Prinsip Pembuatan Silase :
1)  Prinsip pembuatan silase yaitu usaha untuk mencapai dan mempercepat :
a.  Keadaan hampa udara (anaerob).
b.  Terbentuk suasana asam dalam penyimpanan (terbentuk asam laktat).
2)  Untuk mendapatkan suasana anaerob dikerjakan dengan cara :
a.  Pemadatan bahan silase (hijauan) yang telah dicacah dengan cara ditekan, baik dengan menggunakan alat atau diinjak-injak sehingga udara sekecil mungkin (minimal).
b.  Tempat penyimpanan (silo) jangan ada kebocoran dan harus tertutup rapat yang diberi pemberat.
c.  Pembentukan suasana asam dengan cara penambahan bahan pengawet atau bahan imbuhan (additif) secara langsung dan tidak langsung. Pemberian bahan pengawet secara langsung dengan menggunakan:
- Natrium bisulfat
- Sulfur oxida
- Asam chlorida
- Asam sulfat
- Asam propionat.
- dll.


Pemberian bahan pengawet / bahan imbuhan (additif) secara tidak langsung ialah dengan memberikan tambahan bahan-bahan yang mengandung hidrat arang (carbohydrate) yang siap diabsorpsi oleh mikroba, antara lain :
· Molase (melas) : 2,5 kg /100 kg hijauan.
· Onggok (tepung) : 2,5 kg/100 kg hijauan.
· Tepung jagung : 3,5 kg/100 kg hijauan.
· Dedak halus : 5,0 kg/100 kg hijauan.
· Ampas sagu : 7,0 kg/100 kg hijauan.

Panjang pemotongan rumput :
Rumput yang dipotongnya terlalu panjang, akan menyulitkan saat pengepakan ke dalam silo, dan kemungkinan masih banyak oksigen yang tersisa. Jadi ini akan menyulitkan tercapainya suasana anaerob. Sedangakan pemotongan/pencincangan rumput yang terlalu lama akan berakibat menurunnya kandungan lemak susu, ruminasi, proses memamah biak, pengeluaran air liur (salivasi) dan menyebabkan rendahnya pH rumen (acidosis).

Jenis hijauan yang dapat dibuat silase :
- Rumput.
- Sorghum.
- Jagung.
- Biji-bijian kecil.

Pembuatan Silase

I. Alat
1.1 Silo : alat yang akan dipakai untuk melakukan proses fermentasi, pengawetan hijauan, dan penyiapan. Sebaiknya dengan kapasistas untuk 50 kg hijauan yang telah dicacah.
1.2 Mesin pencacah (Chopper) atau golok dan talenan: untuk mencacah hijauan yang akan dibuat silase.
1.3 Plastik atau bahan lain yang tidak tembus rembesan air sebagai pelapis pada dinding dan penutup silo.
1.4 Ban bekas/bahan-bahan yang digunakan sebagai pemberat.

II. Bahan

2.1 Hijauan makanan ternak (bahan yang telah dipanen) yang akan diawetkan dengan dibuat silase.
2.2 Bahan pengawet (additif) yang dipilih dari salah satu yang tersebut di atas.

III. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
· Gunakan chopper seperlunya, jauhkan tangan dari mata pisau chopper.
· Berhati-hati pada saat pembukaan silo, setelah proses ensilage berakhir karena proses yang tidak sempurna berbahaya untuk saluran pernafasan.
· Gunakan blower untuk menghilangkan gas yang terbentuk dan tidak dikehendaki.


IV. Langkah Kerja Pembuatan Silase :
4.1 Hijauan makanan ternak (rumput maupun limbah pertanian), dilayukan dengan cara diangin-anginkan kurang lebih semalaman, kemudian dicacah dengan panjang potongan 2-5 cm atau dilakukan dengan mesin pencacah (chopper).
4.2 Bila tidak dicampur dengan bahan pengawet/ additif, hijauan yang telah dicacah dapat langsung di masukkan ke dalam silo. Jika diberi pengawet/additif, penambahannya dilakukan dengan cara menaburkan secara merata selapis demi selapis untuk hijauan dengan ketebalan 10 cm, kemudian diaduk sampai rata.
4.3 Hijauan yang telah dicampur dengan additif atau pengawet, ditekan kuat-kuat dalam silo (bak silo/kantung plastik), dipadatkan dengan jalan diinjak-injak sehingga tidak ada lagi udara yang tersisa (hampa udara). Silo diisi padat atau nya.
4.4 Silo dapat dibongkar sesudah proses fermentasi selesai (30 hari).

V. Kualitas Silase yang baik :
· pH sekitar 4
· Kandungan air 60-70%.
· Bau segar dan bukan berbau busuk.
· Warna hijau masih jelas.
· Tidak berlendir.
· Tidak berbau mentega tengik.